Senin, 26 November 2012

sistem belaja mandiri

Sistem Belajar Mandiri


PEMBAHASAN
A.   Pengertian Konsep Dasar Pengembangan Sistem Belajar Mandiri
Secara ringkas dapat disebutkan bahwa teknologi pendidikan sebagai suatu konsep, mengandung sejumlah gagasan dan rujukan. Gagasan yang ingin diwujudkan adalah agar setiap pribadi dapat berkembang semaksimal mungkin dengan jalan memanfaatkan teknologi sedemikian rupa sehingga selaras dengan perkembangan masyarakat dan lingkungan.
Sistem adalah perpaduan antara sejumlah komponen yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri, namun saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan bersama, dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri.  Kesalahpengertian tersebut terjadi karena pada umumnya mereka yang kuliah di UT cenderung belajar sendiri tanpa tutor atau teman kuliah. Belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif , dengan ataupun tanpa bantuan orang lain, dalam belajar.
Dalam pelaksanaannya, konsep dasar itu dikembangkan dengan menggunakan rambu-rambu sebagai berikut:
  1. Adanya pilihan materi ajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta dalam beraneka bentuk
  2. Pengaturan waktu belajar yang luwes, sesuai dengan kondisi masing-masing peserta didik
  3. Kemajuan belajar yang dipantau oleh berbagai pihak yang dapat dilakukan kapan saja peserta didik telah siap
  4. Lokasi belajar yang dipilih/ditentukan sendiri oleh peserta didik.
  5. Dilakukannya diagnosis kemampuan awal dan kebutuhan serta remediasi bila kemampuan itu kurang atau pengecualian bila kemampuannya sudah dikuasai.
  6. Evaluasi hasil belajar, dengan berbagai cara dan bentuk seperti tes penguasaan, pembuatan portofolio, dsb
  7. Pilihan berbagai bentuk kegiatan belajar dan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta didik maupun pelajaran.
Sistem belajar mandiri (SBM) sebagai suatu sistem dapat dipandang sebagi suatu struktur,proses, maupun produk.
Ò  Sebagai suatu struktur: adanya suatu susunan dengan hierarki(tingkatan) tertentu
Ò  Sebagai proses: adanya tata cara atau prosedur yang runtut
Ò  Sebagai produk: adanya hasil atau wujud yang bermanfaat.
B.   Komponen Sistem Belajar Mandiri
Semua komponen ini saling berkaitan dan terintegrasi dalam suatu kesatuan. Secara operasional pengertian SBM dengan segala komponennya ini lebih merupakan suatu pola konseptual dan tindakan.

Falsafah dan Teori
Setiap tindakan yang sengaja dan sadar tentu mempunyai dasar. Tindakan untuk menyelenggarakan SBM karena itu tentu mempunyai dasar falsafat dan teori.
Falsafah/teori adalah suatu pemikiran dasar yang mempengaruhi tindakan-tindakan kita. setiap pengetahuan mempunyai tiga komponen yang merupakan tiang penyangga tubuh pengetahuan yang didukungnya yaitu : *apa hakikat gejala tersebut (landasan otologi),
*bagaimana (asal, cara, struktur dan lain lain) cara penggarapan gejala tersebut (landasan epsitimologi),
*dan apa manfaat pembahasan gejala tersebut (landasan aksiologi)
Pertimbangan Antologi : ada sejumlah postulat (pernyataan sosial yang diterima tanpa perlu pembuktian) yang dapat dijadikan pegangan dalam mengembangkan konsep belajar mandiri.
1.      Manusia dilahirkan dalam keadaan berbeda
2.      Manusia mempunyai kemampuan untuk belajar dan mengembangkan diri sesuai potensi yang ada padanya, dan lingkungan yang mempengaruhinya
3.      Manusia mempunyai keluwesan utuk mengubah dan membentuk kepribadiannya.
Orang indonesia, mempunyai dasar Ontologi formal dalam perundangan seperti UUSPN(UU Sistem Pend. Nasional), yang menegaskan tujuan pendidikan adalah membentuk manusia indonesia seutuhnya yang memiliki pengetahuan dan keterampilan serta kepribadian yang mantap dan mandiri. Mandiri itu berarti mampu memenuhi kebutuhan diri sendiri dan ikut serta dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Bahwa salah satu hakikat diselenggarakannya SBM adalah untuk mengatasi masalah belajar dan kinerja.
Pertimbangan Epistelomogi :secara legal keberadaan SBM tentunya didasarkan pada ketentuan hukum atau perundangan yang ada. Sedangkan secara konseptual keberadaanya didasarkan pada anggapan bahwa semua manusia dapat belajar apa saja, melalui apa saja, dari apa dan siapa saja,kapan saja, dengan cara yang sesuai dengan karakteristik dan kondisi masing-masing. Karena SBM pada dasarnya merupakan satu penerapan konsep TP, maka berlaku pula prinsip TP,yaitu:
1.      Memadukan berbagai macam pedekatan dari bidang psikologi,komunikasi, manajemen,rekayasa, dll
2.      Memecahkan masalah secara menyeluruh dan bersistem. Menyeluruh berarti tidak bersifat tambal sulam dan memperhatikan semua aspek. Bersistem berarti dilakukannya prosedur yang teratur dan berurutan, dengan senantiasa melakukan perbaikan
3.      Mengkaji semua kondisi dan saling terkait diantararanya, dan menggunakan teknologi sbagai proses dan produk untuk memecahkan masalah
4.      Mengusahakan adanya efek sinergi, dimana penggabungan unsur-unsur mempunyai nilai lebih dari sekedar penjumlahan.
Pertimbangan aksiologi :
* manfaat SBM bagi  pelajar/PD adalah agar dapat dimungkinkan mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kondisi mereka.
*manfaat SBM bagi penyelenggara maupun masyarakat:
1.      Dapat dipercepatnya usaha peningkatan mutu karyawan,
2.      Tidak diperlukannya biaya yang besar untuk penyelenggaraannya
3.      Tidak terganggunya kegiatan organisasi
4.      Harapan akan meningkatnya mutu pelayanan
Kerangka teori
SBM juga dilandasai oleh sejumlah teori dan konsepsi tertentu. Salah satunya adalah Teori instruksional yang bersifat preskriptif, artinya teori yang memberikan “resep” untuk mengatasi masalah. Mengandung 3 variabel.
1. Kondisi instruksional :
1. Karakteristik siswa meliputi : pola kehidupan sehari-hari, keadaan sosial ekonomi, kemampuan membaca, dsb.
2. Karakteristik pelajaran meliputi : tujuan apa yang ingin dicapai dalam pelajaran tersebut, dan apa  hambatan untuk pencapaian itu.
2. Perlakuan instruksional
1. Pengorganisasian bahan pelajaran, meliputi: bagaimana merancang bahan untuk keperluan belajar mandiri.
2. Strategi penyampaian meliputi : pertimbangan penggunaan media apa untuk menyajikan apa, bagaimana cara menyampaikannya, siapa dan atau apa yang akan menyajikan,dsb.
3. Pengelolaan kegiatan : keputusan untuk mengembangkan dan mengelola serta kapan dan bagaimana digunakannya bahan pelajaran dan strategi penyajiannya.
Dan hasil instruksional
Model Instruksional J.B Carrol (Wager, 1977 ).
Gambar 1
Variabel waktu yang digunakan dapat dirinci lebih lanjut menjadi waktu yang diberikan dan kegigihan. Variabel waktu yang digunakan terdiri atas kemampuan, kualitas instruksional, dan kemauan.
Gambar 2
Meningkatnya nilai pembilang (waktu yang diberikan dan kegigihan) akan meningkatkan waktu yang diperlukan, dan mengakibatkan meningkatnya keberhasilan belajar. Meningkatnya nilai pada sebutan (kemampuan, kualitas instruksional dan kemauan) akan menurunkan waktu yang digunakan dan karena itu akan meningkatkan keberhasilan belajar.
Kebutuhan
Yang pertama perlu diidentifikasikan adalah kebutuhan belajar dan berkarya bagi para calon peserta, yang mungkin berupa kebutuhan yang dirasakan(seperti halnya merasa kurang mampu), atau kebutuhan yang dinyatakannya, yaitu bilamana seseorang bersedia mengeluarkan dana dan tenaga untuk memperoleh sesuatu (mungkin yang bermanfaat untuk pekerjaan, ataupun hanya mengejar status maupun gengsi). Kebutuhan ini dapat diketahui dengan mengadakan pengkajian lapangan(training/learning needs assessment) seperti kuesioner,observasi,dan wawancara
serta dengan pengkajian konseptual dengan melakukan studi perbandingan(kajian empirik) atau pembahasan oleh para ahli.
Peserta
Peserta SBM tidak dapat dikontrol kegiatan belajar kesehariannya. Pengawasan, yang pada sistem konvensional dilakukan oleh penatar dalam SBM harus dilakukan oleh peserta sendiri. Maka sebelum suatu program SBM dimulai perlu dilakukan pengkajian konteks, dan karakteristik para peserta.
Pengkajian konteks meliputi : *kondisi fisik, *intelektual, *kondisi sosial-ekonomi, serta pola kegiatan sehari-hari calon peserta yang bersangkutan.
Pengkajian karakteristik meliputi : *minat,*kebiasaan,*aspirasi, *latar belakang pendidikan, *kemampuan membaca, dsb
Pengkajian itu dapat dilakukan dengan pendekatan pragmatis(data lunak/soft data) berupa persepsi, nilai, dan keinginan yang diamati oleh sekelompok perencana tentang apa yang diperlukan, dan mempertimbangkan apa yang dapat dilakukan. Dan yang terbaik adalah menggunakan data mantap/hard data melalui penelitian khusus/ dengan menganalisis hasil penelitian serasi yang sudah ada.
Program
SBM ditentukan pula oleh tujuan program, pola instruksional, format bahan belajar, urutan pelajaran,sumber bahan pelajaran, deskripsi isi, dan kriteria penggarapannya. Rencana yang tlah disusun ini kemudian dikembangkan dengan menentukan materi ke dalam sejumlah topik, dan kemudian dijabarkan lagi dalam bentuk naskah untuk diproduksi. Perencanaan program mempunyai arti yang sangat penting, karena dari rencana inilah digerakkan seluruh kegiatan lain, misalnya program apa yang harus diproduksi, kapan harus siap, berapa besar dana yang perlu disediakan, sarana apa yang perlu ada, siapa yang perlu mengerjakan, dsb.
Namun harus juga memperhitungkan faktor lain yaitu perkembangan TIK, karena mlalui teknologi ini orang dapat menerima gagasan,informasi, sikap atau nilai tanpa sengaja dan terencana.
Strategi
Strategi adalah  pendekatan menyeluruh dalam pembelajaran, dan yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan teori tertentu. Strategi ditetapkan untuk mencapai tujuan umum.
Penentuan strategi pada umumnya meliputi :
Ò  Tujuan belajar, jenis dan jenjangnya
Ò  Cara penyajian bahan pelajaran
Ò  Media yang digunakan
Ò  Biaya yang di perlukan
Ò  Waktu yang di berikan dan jadwalnya
Ò  Prosedur kegiatan belajar
Ò  Instrumen dan prosedur penelitian
Penentuan strategi ini memberikan masukan kepada pengembang materi, distribusi dan kegiatan belajar.
Dari model Carroll, maka variabel yang dapat dikontrol adalah waktu yang diberikan dan kualitas instruksioan.
Materi pelajaran
Secara teoritik dalam SBM para peserta dapat memilih dan menentukan materi pelajaran yang di perlukannya, namun dalam praktiknya paling tidak akan ditentukan tentang yang memenuhi syarat untuk di pilih. Bahkan dalam kenyataannya, materi telah disiapkan oleh penyelenggara, dengan alasan untuk mengendalikan mutu dan meningkatkan efisiensi.
Dalam pengembangan materi ini harus benar benar diperhatikan kondisi dan karakteristik peserta.masyarakat kita pada umumnya masih dikenal sebagai masyarakat yang masih berbudaya mendengar lebih efektif lagi bila ditambahkan dengan membaca, namun belum berbudaya hanya membaca saja, apalagi membaca secara mandiri.
 *penggunaan ilustrasi,*kalimat-kalimat pendek, *kosakata yang terbatas,*serta tata letak/layout menarik pada naham cetak akan sangat menolong keadaan ini.
Produksi dan Pengadaan Bahan ajar
Yang dimaksud dengan
            Produksi : pembuatan paket  bahan pelajaran sendiri, berdasarkan naskah yang telah dirancang sesuai dengan kriteria pengolahan.kegiatan produksi ini harus dilakukan oleh orang suatu tim yang kompeten. Hal ini berkaitan dengan komponen tenaga.
            Pengadaan bahan belajar: pembelian bahan belajar yang sudah jadi, misalnya modul yang sudah dibuat oleh Puslitbangjari UNS atau Universitas Terbuka
Distribusi/ penyebaran
Distribusi bahan pelajaran kepada para peserta perlu memperhatikan strategi, kesiapan produk, sarana, dan prasarana.
Dalam suatu SBM yang waktunya tertentu dan terbatas, masalah distribusi ini dapat menjadi faktor penentu, karena keterlambatan distribusi menyebabkan keterlambatan bahan belajar.
Kegiatan belajar
Puncak kegiatan SBM adalah terjadinya kegiatan belajar oleh peserta. Peserta diharapkan dapat belajar di tempat yang ditentukan sendiri, pada waktu yang dipilihnya sendiri dan dengan cara belajar sendiri tanpa bimbingan tatap muka dari orang lain. Namun hal ini tergantung kondisi dan  karakteristik peserta, serta kualitas bahan pelajaran.
Kepada para siswapun disarankan agar mereka membentuk kelompok belajar pada lokasi yang berdekatan. Kelompok ini tidak harus setingkat, atau dengan mata pelajaran yang sama.
Pada sistem SBM yang ideal, kegiatan belajar ini tidak dibatasi waktu, jadi lebih ditekankan pada pendekatan penguasaan(mastery concept). Penguasaan atas tujuan belajar dapat dibuktikan(dievaluasi) dengan berbagai macam cara, yaitu dengan self-test(tes sendiri), tes baku yang dapat diambil kapan saja, tes kolokium, dan pembuatan portofolio.
Organisasi penyelenggara
Penyelenggaraan SBM merupakan suatu usaha pembaruan yang penuh dengan tantangan. Karena itu idealnya dituntut organisasi penyelenggaraan khusus tersendiri yang lincah, berpandangan jauh kedepan, serta mampu menjalin kerjasama yang luas dengan berbagai pihak yang berkaitan.
Penyelenggara pendidikan (termasuk SBM) dapat dibedakan dalam 3 dimensi,yaitu:
1. persyaratan, dengan rentangan ketat dan longgar
2. kewenangan, dengan rentangan memusat dan menyebar
3. sumber belajar, dengan rentangan yang terbatas dan leluasa.
Organisasi penyelenggaraan perlu dibentuk sejak awal timbulnya gagasan. Dalam organisasi ini perlu dihimpun tenaga, sarana, dan prasarana yang diperlukan.
Tenaga
SDM dapat dikatakan merupakan kunci keberhasilan penyelenggaraan SBM. Tenaga yang diperlukan dalam menyelenggarakan SBM meliputi berbagai bidang.
Manajerial : mereka yang mengelola kegiatan organisasi, dan personel dipusat maupun daerah
Akademik : mereka yang mempunyai potensi dan keahlian dalam isi/bidang studi yang diajarkan
Fungsional : mereka yang mempunyai kempetensi/keahlian dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum,teknologi instruksional, pengujian, PLS, BK serta tenaga Peneliti yang merupakan yang mempunyai posisi penting,karena ia harus dapat memberikan masukan kepada semua komponen sistem, dan sebaikanya tenaga peneliti ini merupakan suatu tugas tersendiri, dan tidak dibebankan bagi tenaga yang ada.
Teknis :  yang melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari, termasuk didalamnya tenaga administrasi.
Sarana dan Prasarana
Ò  Sarana: segala bentuk peralatan dan fasilits fisik.dapat berupa peralatan yang diperlukam untuk produksi, distribusi, kegiatan belajar maupun untuk pemberian bantuan dan penilaian
Ò  Prasarana/ infrastruktur: segala sesuatu yang memungkinkan terselenggaranya fungsi sarana, seperti dana, sumber daya listrik,transportasi, termaksud pula tatanan atau aturan yang terkait didalamnya. Tatanan atau peraturan perlu mendapatkan perhatian dari awal, karena meliputi ketentuan prasyarat dan seleksi peserta, ketentuan prasyarat dan status akademik,ketentuan yang berhubungan dengan karir PD dsb. Dana seringkali merupakan faktor yang paling menentukan. Penyelenggaraan SBM sering kali lebih ditekankan pada tidak tersedianya dana untuk melaksanankan diklat tatap muka. *bahan belajar berupa modul tertulis saja (apalagi kalau dibuat dengan pertimbangan seekonomis mungkin) tidak akan mungkin menyamai efektivitas belajar tatap muka.
Bantuan dan pengawasan
Untuk menunjang kelancaran kegiatan belajar, dalam SBM juga diperlukan sejumlah bantuan dan pengawasan yang antara lain meliputi :
Ò  Informasi tentang program dan persyaratan
Ò  Tata cara pendaftaran
Ò  Pengadministrasian kegiatan akademik
Ò  Pemberian umpan balik atas pertanyaan atau saran dan tanggapan
Untuk menangani pemberian bantuan inidiperlukan unit kerja tersendiri, sebab kalau tidak,para PD akan merasa ditinggalkan atau dibiarkan dengan persoalannya sendiri. Melalui kegiatan pemberian bantuan ini dapat dijaga adanya hunungan insani antara pelajar(yang tidak dikenal karena dari jarak jauh) dengan PD.
Penelitian dan penilaian
            Penelitian yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan SBM dapat dibedakan dalam beberapa peringkat.
Ò  Pada peringkat kebijakan penelitian diperlukan untuk pengembangan masa depan. Seperti misalnya penjajagan kelayakan, kebutuhan normatif dan masa depan, pengelolaan kegiatan, dsb.
Ò  Pada peringkat strategis penelitian diperlukan untuk mengetahui kecendrungan karekteristik calon peserta, kompetensi dan pendidikan yang ada dan yang diperlukan, efektifitas program, analisis biaya dan lain lain.
Ò Pada peringkat operasional penelitian diperlukan untuk mengetahui masalah produksi, distribusi, kesulitan belajar, hasil belajar dan sebagainya. Penelitian tentang efektivitas dan efisiensi masih sangat terbatas sekali di lakukan di indonesia. Kebanyakan digunakan dari hasil penelitian luar negeri.memang ada baiknya penelitian luar negeri, meskipun dari latar belakang budaya yang berbedadijadikan referensi guna menghasilkan program yangbermakna dan bermutu. Namun sebaiknya dilakukan penelitian sendiri.
c. Pengimplikasian Sistem Belajar Mandiri dalam manajemen
3 kategori dalam manajemen SBM:
Ò  Manajemen Kegiatan
            Merupakan usaha yang bertujuan untuk menentukan dan menyelenggarakan pembaruan demi tercapainya falsafah dan kebijakan kelembagaan, kegiatan dapat dikategorikan dalam 3 peringkat, yaitu
1. peringkat kebijakan,meliputi: penjabaran kebijakan, penilaian kebutuhan,penentuan kriteria peserta, penilaian proses kegiatan, pembentukan organisasi, rekturmen dan seleksi tenaga, serta sertifikasi dan pengakuan
2. peringkat strategik, meliputi : perancangan program, penentuan strategi, pengembangan bahan belajar(termaksud didalamnya evaluasi formatif untuk menyempurnakan bahan belajar tersebut), pproduksi bahan belajar, serta penyimpanan dan distribusi bahan belajar.
3. peringkat operasional, meliputi: publikasi, pendaftaran calon PD, penerimaan peserta, pemberian orientasi kepada para PD, penyediaan(logistik) bahan belajar, pengelolaan kegiatan belajar setempat, penilaian kemajuan belajar, dan pemberi bantuan belajar.
Ò  Manajemen personel
            apa, bagaimana, siapa yang Berwenang dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan
Ò  Manajemen organisasi
            memfungsikannya kegiatan dengan jalan membentuk unit kerja, menentukan, status organisasi, menyusun struktur organisasi, dsb.
Fungsi manajemen secara umum adalah :
  1. Perencanaan
  2. Pengorganisasian
  3. Penyusunan pekerja
  4. Pengarahan
  5. Pengoordinasian
  6. Pengendalian
Permasalahan manajemen SBM tidak mungkin diatasi dengan ad hoc(sambil lalu). Agar SBM dapat terselenggara dengan baik, maka sebaiknya dikelola tersendiri dengan memerhatikan seluruh komponen sistem serta kategori dan fungsi manajemen.

BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
            Fenomena Sistem Belajar Mandiri atau Proses belajar mandiri, memberi kesempatan para peserta didik untuk mencerna materi ajar dengan sedikit bantuan guru. Mereka mengikuti kegiatan belajar dengan materi ajar yang sudah dirancang khusus sehingga masalah atau kesulitan sudah diantisipasi sebelumnya. Model belajar mandiri ini sangat bermanfaat, karena dianggap luwes, tidak mengikat, serta melatih kemandirian siswa agar tidak tergantung atas kehadiran atau uraian materi ajar dari guru. Berdasarkan gagasan keluwesan dan kemandirian inilah,belajar mandiri telah bermetamorfosis sedemikian rupa, diantaranya menjadi sistem belajar terbuka, belajar jarak jauh,(e-learning,dsb)
Dari proses belajar mandiri tersebut diperoleh peran guru atau instruktur diubah menjadi fasilisator, atau perancang proses belajar. Sebagai fasilisator, seorang guru atau instruktur membantu peserta didik mengatasi kesulitan belajar, atau ia dapat menjadi mitra belajar untuk materi tertentu pada program tutorial. Tugas perancangan proses belajar mengharuskan guru untuk mengubah materi ke dalam format sesuai dengan pola belajar mandiri.
                Tiap Komponen dalam sistem belajar mandiri saling terkait satu sama lain, agar SBM dapat terselenggara dengan baik, maka sepatutnya dikelola tersendiri dengan memerhatikan seluruh komponen sistem serta kategori dan fungsi manajemen.

Pengertian Kurikulum Menurut Ahli



PENGERTIAN KURIKULUM MENURUT PARA AHLI
1.    Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah. (Crow and Crow)
2.    Kurikulum adalah sebagai sebuah perencanaan untuk memperbaiki seperangkat pembelajaran untuk seseorang agar menjadi terdidik (J. Galen Saylor, William M. Alexander, and arthur J. Lewis dalam Oliva 1991:6)
3.    Kurikulum sekolah adalah konten dan proses formal maupun non formal di mana pebelajar memperoleh pengetahuan dan pemahaman, perkembangan skil, perubahan tingkah laku, apresiasi, dan nilai-nilai di bawah bantuan sekolah (Ronald C. Doll dalam Oliva, 1991:7)
4.    Kurikulum adalah rekonstruksi dari pengetahuan dan pengalaman secara sistematik yang dikembangkan sekolah (atau perguruan tinggi), agar dapat pebelajar meningkatkan pengetahuan dan pengalamannnya (Danniel Tanner and Laurel N. Tanner dalam Oliva, 1991:7)
5.    Kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan.                          (Dr. Addamardasyi dan Dr. Munir Kamil)









Analisis (pembahasan) menurut kemlompok kami  :
Definisi : Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah. (Crow and Crow)
Analisa :
1.      Definisi kurikulum menurut crow and crow untuk di era globalisasi seperti sekarang ini kurang sesuai,  karena di zaman globalisasi tujuan pembelajaran dan system kurikulum bukan hanya untuk sekedar mendapatkan ijazah, tetapi juga untuk mengetahui kemampuan atau skill peserta didik yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta menempuh  dunia kerja .

2.      Disamping itu kurikulum pendidikan  juga memperhatikan dan membimbing terhadap segala pribadi pelajar baik dari segi intelektual, psikologis, social dan spiritualnya. Disamping menaruh perhatian kepada pengembangan dalam aspek spiritual bagi pelajar, dan membina aqidah yang benar, dan menguatkan hubungannya dengan tuhan, kurikulum pendidikan  juga menaruh perhatian dalam pengembangan akal pelajar dan mengembangkan sesuatu yang berkaitan dengan akal.

Kesimpulan :
Definisi kurikulum menurut kelompok kami adalah suatu system pembelajaran yang terdiri dari beberapa aspek penting seperti intelektual, psikologis,social dan spiritual yang berfungsi mengetahui dan mengembangkan potensi peserta didik dalam bidang akademik maupun non akademik disamping tujuan utamanya adalah mendapatkan ijazah sebagai tanda keberhasilan dalam belajar.

prospek dan tantangan Teknologi pendidikan di era globalisasi

prospek dan tantangan Teknologi pendidikan di era globalisasi


PENDAHULUAN

 Teknologi merupakan bagian integral dalam setiap budaya makin maju suatu budaya, makin banyak dan makin canggih teknologi yang digunakan didalam dunia pendidikan, peran dan posisi teknologi pendidikan juga merupakan bagian integral dari pendidikan. Namun pada kenyataannya masih banyak yang belum mengakui bahkan mengasah keberadaan teknologi pendidikan untuk membantu mengatasi masalah pendidikan pada umumnya dan pembelajaran pada khususnya. Untuk itu para teknologi pendidikan baik praktisi maupun akademisi harus berpikir dan bertindak proaktif untuk menjawab tantangan tersebut, dengan membuktikan dan mengembangkan teknologi pendidikan sehingga manfaatnya luas, apalagi dalam menghadapi era global. Dalam makalah ini akan dibahas  mengenai bagaimana konsep teknologi pendidikan dan prospek serta tantangan apa yang akan di hadapi di era global ini.            

                Teknologi pendidikan merupakan penerapan praktis pengetahuan untuk mengerjakan sesuatu yang kita inginkan  dalam dunia pendidikan. Dalam perkembangannya, teknologi pendidikan mengalami tantangan di era globalisasi. Oleh karena itu teknologi pendidikan harus mempunyai prospek di era globalisasi ini. Di era globalisasi ini, teknologi pendidikan digunakan atau dikaitkan dengan proses pembelajaran untuk mencapai Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Intruksional Khusus (TIK). Sehingga penggunaan teknologi pendidikan dalam dunia sekolah dapat mencapai hasil yang optimal.
Pengertian Prospek dan Tantangan Pendidikan di Era Globalisasi
      Menurut kamus besar Indonesia prospek adalah harapan atau kemungkinan. Sedangkan teknologi pendidikan adalah merupakan media pendidikan, yaitu hasil teknologi sebagai alat bantu dalam pendidikan agar berhasil, berguna, efisien dan efektif. Untuk menganalisis masalah, mencari problem solving, melaksanakan evaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Tantangan adalah sebuah bentuk permasalahan atau probelmatika yang harus dihadapi dimasa depan.   
Jadi, prospek dan tantangan teknologi pendidikan adalah suatu bentuk harapan dan juga probelmatika atau kendala yang dihadapi oleh teknologi pendidikan sebagai alat bantu dalam pemecahan masalah didunia pendidikan dalam era globalisasi.               
     Prospek teknologi pendidikan di era globalisasi adalah merupakan bentuk harapan dan penerapan teknologi pendidikan dimasa datang dalam era globalisasi. Sedangkan tantangan teknologi pendidikan globalisasi adalah suatu bentuk masalah atau problematika yang harus dihadapi di era globalisasi.
Jadi prospek dan tantangan teknologi pendidikan di era globalisasi merupakan suatu bentuk harapan dalam menghadapi problematika teknologi pendidikan serta pengaplikasikannya di era globalisasi.

Prospek Dan Tantangan Di Era Globalisasi           
       Semua bentuk teknologi adalah sistem yang diciptakan oleh manusia untuk sesuatu tujuan tertentu, yang pada intinya adalah mempermudah manusia dalam memperingan usahanya, meningkatkan hasilnya dan menghematnya sumberdaya yang ada . Prospek dari teknologi pendidikan sejarah ini yaitu Teknologi pendidikan berusaha memecahkan dan atau memfasilitasi pemecahan masalah belajar pada manusia sepanjang hayat dimana saja kapan saja dengan cara apa saja dan oleh siapa saja. Menurut Ferdinand Brandel prospek.dari teknologi pendidikan adalah sebagai perbaikan proses serta sarana yang memungkinkan suatu generasi yang menggunakan pengetahuan generasi sebelumnya. Sedangkan menurut AECT ( Association  For Educational and Tecnology ) menyebutkan bahwa prospek dari pada teknologi pendidikan itu mencangkup dua hal yang mendasar, yang antara lain : 

•  Untuk menganalisis masalah mencari, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.       
•  Membentuk, menjembati dan mengatasi persoalan-persoalan pendidikan.   
Perkembangan konsep Teknologi Pendidikan
Masih banyak yang terjadi kerancuan yang menganggap bahwa ciri utama teknologi pendidikan adalah adanya peralatan / sarana canggih dalam proses pendidikan. Teknologi pendidikan berbeda dengan “Teknologi dalam pendidikan”. Teknologi dalam pendidikan memang menuntut adanya sarana dalam kegiatan lembaga pendidikan. Teknologi pendidikan tidak menuntut adanya sarana tersebut, melainkan menekan pada adanya proses untuk memperoleh nilai tambah.
Pengertian teknologi (semua teknologi termasuk teknologi pendidikan) secara umum adalah:
1.       Proses yang meningkatkan nilai tambah
2.       Produk yang digunakan dan atau dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja;
3.       Struktur atau system dimana proses dan produk itu dikembangkan dan digunakan.
Dalam perkembangan terakhir, teknologi pendidikan secara konseptual didefinisikan sebagai: teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian dalam proses, sumber dan system untuk belajar.
Penerapan Teknologi Pendidikan           
      Teknologi pendidikan merupakan suatu disiplin terapan, artinya ia berkembang karena adanya kebutuhan di lapangan yaitu kebutuhan untuk belajar ( belajar lebih efektif, lebih efisien, lebih banyak, lebih luas, lebih cepat, dan sebagainya. Untuk itu ada produk yang sengaja dibuat dan ada yang ditemukan dan dimanfatkan. Namun perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sangan pesat akhir-akhir ini dan menawarkan sejumlah kemungkinan yang semula tidak terbayangkan telah membalik cara berpikir kita dengan  “ bagaimana mengambil manfaat teknologi tersebut untuk mengatasi masalah belajar “.     
Berkembangnya penerapan teknologi pendidikan boleh dikatakan berasal dari Amerika Serikat. Pada awal perkembangan sekitar ratusan tahun yang lalu teknologi itu dikenal sebagai cara mengajar dengan mengunakan alat peraga hasil buatan sendiri oleh guru di sekolah.
Beberapa bentuk penerapan teknologi pembelajaran secara menyeluruh, yaitu yang meliputi semua komponen dan karena itu merupakan sistem dapat dicontohkan sebagai berikut :           
• Proyek percontohan sistem PAMONG ( Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang tua, dan Guru ) di Kabupaten Karanganyar, Surakarta pada tahun 1974, dan disebarkan di Kabupaten Malang dan Gianyar pada tahun 1978.   
•  Pemasyarakatan P4 melalui permainan yang di ujicobakan di kabupaten Batu Malang.
• Proyek Pendidikan Melalui Satelit ( Rular Satelit Project ) di perguruan tinggi wilayah Indonesia bagian Timur ( BKSPT INTIM )
•  Program pedidikan karakter melalui serial televisi (pendidikan) pertama (dan terakhir).            
•  Program KEJAR Paket A dan B.             
•  Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ( PKBM )  
•  SLTP Terbuka.              
•  Univesitas Terbuka.  
•  Sistem Belajar Jarak Jauh yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan
•  Jaringan sistem belajar jarak jauh (Indonesian Distance Learning Network = IDLN) dan SEAMOLEC (SEAMEO Open Learning Center) yang berkedudukan di Puskkom Diknas.
Daftar ini sama sekali tidak komprehensif, karena masih banyak bentuk penerapan lain. Beberapa kegiatan ini memang sudah terhenti karena berbagai alas an kebijakan maupun pendanaan.
Profesi teknologi pendidikan
Setiap profesi paling sedikit harus memenuhi 4 syarat. Pertama adalah pendidikan dan pelatihan yang mamdai, kedua adanya komitmen terhadap tugas profesionalnya, ketiga adanya usaha untuk senantiasa mengembangakan diri sesuai denan kondisi lingkungan dan tuntutan zaman, dan keempat adanya standar etik yang harus dipatuhi.
Mereka yang berprofesi atau bergerak dalam bidang teknologi pendidikan atau singkatnya disebut teknolog pendidikan harus mempunyai komitmen dalam melaksanakan tugas profesionalnya yang utama yaitu terselenggaranya proses belajar bagi setiap orang, dengan dikembangkan dan digunakannya berbagai sumber belajar selaran dengan karakteristik masing masing pembelajar (learners) serta perkembangan lingkungan. Karena lingkungan itu senantiasa berubah, maka para teknolog pendidikan harus senantiasa mengikuti perkembangan atau perubahan tersebut, dan oleh karna itu ia dituntut untuk selalu mengembangkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan dan tuntutan zaman, termasuk selalu mengikuti perkembangan ilu dan teknologi.
Profesi ini bukan profesi yang netral dan bebas nilai. Ia merupakan profesi yang memihak kepada kepentingan pembelajar agar mereka memperoleh kesempatan untuk belajar, agar potensi dirinya dapat berkembang semaksimal mungkin. Profesi ini juga tidak bebas nilai karena masih banyak pertimbangan lain seperti social, budaya, ekonomi, dan rekayasa yang memengaruhi, sehingga tindakannya harus selalu selaras dengan situasi dan kondisi serta berwawasan kemasa depan.
Profesi teknologi pendidikan, sebagaimana halnya semua profesi baru, menghadapi tantangan yang inheren. Salah satu tantangan berat yang dihadapi adalah pengekuan atas profesi teknologi pendidikan. Hingga saat ini belum ada pengakuan pemerintah atas profesi teknologi pendidikan. Sejak tahun 1985 Pustekkom Diknas (sewaktu masih dikenal dengan pusat TKPK) telah mengusahakan pengakuan jabatan fungsional Teknologi Pendidikan.
Solusi Terkait Prospek Dan Tantangan Teknologi Pendidikan Di Era Global
     Dari uraian di atas mengenai prospek dan tantangan teknologi pendidikan di era global dapat diketahui bahwa banyak sekali  yang harus kita lakukan untuk mengatasi hal tersebut.yang paling utama bahwa kita harus menjadikan prospek dan tantangan itu adalah  sebuah motivasi   atau dorongan untuk berbuat lebih baik dan maju dan jangan jadikan semua itu sebuah halangan atau rintangan.beberapa hal yang bisa kita lakukan terkait dengan masalah diatas adalah sebagai berikut :               
• Adanya pergeseran  nilai masyarakat yang dikarenakan perubahan sosial yang semakin cepat ini harus diimbangi dengan penyesuaian di bidang teknologi pendidikan.artinya teknologi pendidikan haruslah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang selalu mengalami perubahan  sehingga teknologi pendidikan tidak tertinggal dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat.      
•Adanya pengakuan pemerintah atas profesi teknologi pendidikan ini harus terus diupayakan agar memperingan pekerjaan.         
• kita harus selalu mengupayakan adanya inovasi- inovasi baru berkaitan dengan  macam teknologi pendidikan.
• Guru harus selalu bisa menguasai teknologi yang ada agar para siswa punya kepercayaan terhadap guru. Penguasaan tersebut bisa dilakukan dengan diadakannya workshop atau seminar bagi para guru terkait dengan penguasaan teknologi.               
      Masih banyak terjadi kerancuan yang menganggap bahwa ciri utama teknologi pendidikan adalah adanya peralatan atau sarana canggih dalam proses pendidikan. Teknologi pendidikan berbeda dengan “teknologi dalam pendidikan” . Teknologi dalam pendidikan memang menuntut adanya sarana dalam kegiatan lembaga pendidikan. Teknologi pendidikan tidak menuntut adanya sarana tersebut, melainkan menekankan pada adanya proses untuk memperoleh nilai tambah.          
Pengertian teknologi (semua teknologi termasuk teknologi pendidikan) secara umum adalah :
•  proses yang meningkatkan nilai tambah          
•  produk yang digunakan dan atau dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja
•  struktur atau sistem dimana proses dan produk itu dikembangkan dan digunakan
Dalam perkembangan terakhir, teknologi pendidikan secara konsep didefinisikan sebagai : teori dan praktek dalam desain, pengembngan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian proses, sumber, dan sistem untuk belajar. Prospek dari teknologi pendidikan sejauh ini antara lain :
•  Teknologi pendidikan berusaha memecahkan dan atau memfasilitasi pemecahan masalah belajar pada manusia sepanjang hayat, dimana saja, kapa saja, dengan cara apa saja, dan oleh siapa saja.
• Menurut Ferdinand Brandel: sebagai perbaikan proses serta sarana yang memungkinkan suatu generasi yang menggunakan pengetahuan generasi sebalumnya.        
• Menurut AECT (Association for Educational and Technology) menyebutkan bahwa prospek daripada teknologi pendidikan itu mencakup dua hal yang mendasar : 
- untuk menganalisis masalah mencari, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.       
-  membantu menjembatani dan mengatasi persoalan- persoalan pendidikan.

Bentuk Prospek dan Tantangan Teknologi Pendidikan di Era Globalisasi
       Prospek        teknologi pendidikan di era globalisasi
• Teknologi pendidikan harus mampu menciptakan Know Ledge Society yaitu masyarakat yang berkeyakinan bahwa pengetahuan dan ketrampilan manusia jauh lebih penting dari pada sumber alam, materi yang melimpah, dan modal.
• Dengan fasilitas media pembelajaran (teknologi pendidikan), pendidikan harus dapat berjalan secara optimal.
• Teknologi pendidikan merupakan sebuah kebijakan dalam menyelesaikan problematika di dalam dunia pendidikan.
• Teknologi Pendidikan mampu menembus jarak ruang dan waktu dalam komunikasi dalam dunia pendidikan.
• Teknologi pendidikan dapat menampilkan berbagai jenis bahan audio visual termasuk gambar diam, film, obyek, specimen, dll.
• Teknologi pendidikan memberikan pengetahuan baru tentang sains dalam mengajar (Sudjana, 1990)
•Teknologi pendidikan mempermudah untuk memperoleh informasi dari luar yang dapat membantu kita dalam menghadapi masalah
• Teknologi pendidikan dapat mempertinggi proses dan hasil belajar yang berkenaan dengan taraf fikir siswa (Azhar, 2000:51).
Tantangan teknologi pendidikan di era globalisasi
• Keterbatasan Human Skill dalam menguasai teknologi pendidikan.
• Kendala dengan biaya atau efisiensi.
• Kemajuan teknologi pendidikan diiringi dengan dekodensi moral.
• Kurangnya sosialisasi teknologi pendidikan pada lembaga – lembaga pendidikan.
•Tantangan Psikologi yaitu kondisi psikologi seseorang dapat menghambat proses komunikasi baik dari sisi keantusiasan, komunikasi, rasa percaya diri, dan daya tangkap.
• Tantangan Kurtural yaitu kultur atau budaya suatu daerah sering berbeda dengan daerah lain. Jika dalam proses komunikasi kurang adanya pemahaman maka akan menyebabkan terhambatnya komunikasi.
• Tantangan Lingkungan yaitu lingkungan yang kondusif memiliki peran yang penting dalam proses belajar mengajar agar proses komunikasi belajar dapat berjalan baik.

       Prospek teknologi pendidikan di era globalisasi adalah merupakan bentuk harapan dan penerapan teknologi pendidikan dimasa datang dalam era globalisasi. Sedangkan tantangan teknologi pendidikan globalisasi adalah suatu bentuk masalah atau problematika yang harus dihadapi di era gloalisasi.
Jadi prospek dan tantangan teknologi pendidikan di era globalisasi merupakan suatu bentuk harapan dalam menghadapi problematika teknologi pendidikan serta pengaplikasikannya di era globalisasi.
Tantangan dari teknologi pendidikan antara kain :            
•  adanya perubahan sosial yang semakin cepat berimplikasi pada pergeseran nilai masyarakat.
• Hingga saat ini belum ada pengakuan pemerintah atas profesi teknologi pendidikan
•Belum adanya inovasi- inovasi baru berkaitan dengan macam teknologi pendidikan baik dari segi teknologinya serta dalam proses maupun sistem.
• Berkaitan dengan penggunaan teknologi, kurangnya penguasaan guru terhadap teknologi memunculkan kekhawatiran terhadap siswa, sehingga tidak memiliki hubungan kedekatan dengan guru yang berimplikasi siswa menjadi pasif selama penggunaan teknologi.
• Adanya transformasi global tidak selalu merupakan sesuatu yang positif. Banyaknya hiburan yang lepas kendali, banyaknya sajian yang kurang mendidik, kekerasan yang ada sehingga dapat menyebabkan siswa lebih banyak meniru dan melakukan apa yang didengar dan dilihatnya melalui teknologi sehingga timbul hal-hal yang tidak diinginkan.     
      Teknologi pendidikan merupakan teknologi terapan, artinya ia berkembang karena adanya kebutuhan di lapangan yaitu kebutuhan untuk belajar. Untuk itu ada produk yang sengaja dibuat dan ada yang ditemukan dan dimanfaatkan. Namun perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sangat pesat akhir- akhir ini dan menawarkan sejumlah kemungkinan yang semula tidak terbayangkan telah membalik cara berpikir kita dengan “bagaimana mengambil manfaat teknologi tersebut untuk mengatasi masalah belajar”